28 August 2017

Maek, Negeri Seribu Menhir, Bukti Peradaban Prasejarah Nenek Moyang Orang Minangkabau

Nagari Maek atau Mahat, mungkin nama daerah ini tidak sepopuler daerah-daerah lain di tanah Minang. Namun siapa sangka Maek menyimpan bukti nyata bahwa nenek moyang asli Minangkabau sudah ada sejak zaman prasejarah atau zaman megalitikum (Zaman batu besar) sekitar 1000 – 3000 tahun Sebelum Masehi, ini dibuktikan dengan adanya Menhir yang ada di nagari Maek. Menhir menurut arkeolog digunakan untuk tujuan religius dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penyembahan arwah nenek moyang.

Menhir di desa Bawah Parit, Maek
Maek terletak di Kec. Bukit Barisan, Kab Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, terhampar di lembah yang besar dan dikelilingi oleh bukit barisan, memiliki panorama yang indah dan asri. Disana tersimpan bukti sejarah keberadaan nenek moyang orang Minangkabau yang sudah lama yaitu pada zaman prasejarah. Ada banyak Menhir yang ditemukan di sini, memiliki ukuran, bentuk dan pola-pola ukiran yang beragam. 


Dengan fakta tersebut kami sangat tertarik untuk mengunjungi dan melihat sendiri  bukti sejarah sejarah peradaban nenek moyang kami. Kami memutuskan untuk melakukan perjalanan menuju nagari Maek, kami berangkat dari Bukittinggi melewati Payakumbuh dan meneruskan perjalanan ke Maek, jalanan yang dilalui menuju maek ini cukup berbahaya karena kita akan menuruni bukit yang terjal dengan jalanan yang berbelok dan curam. Waktu yang kami butuhkan untuk mencapai Maek dari Bukittinggi sekitar 3 Jam.


Dalam perjalanan menuruni bukit kita disuguhkan pemandangan hijau yang menyejukkan jiwa dan bukit-bukit yang kokoh terpampang jelas mengelilingi nagari Maek. Sesampainya di sana mata kita akan teralihkan oleh salah satu bukit batu yang terlihat berlubang atau tembus yaitu Bukik Batu Posuak.



Pertama-tama kami mengunjungi kawasan cagar budaya Menhir di desa Bawah Parit, sesampainya disana bisa terlihat kumpulan Menhir yang cukup banyak dalam satu lokasi ini. Masing-masing Menhir ini unik baik dari segi bentuk, ukuran dan motif yang terukir. Mulai dari yang paling kecil hingga yang memiliki tinggi hampir 2 meter. Namun yang sangat menarik dari menhir di Bawah Parit ini adalah kebanyakan memiliki bentuk yang bengkok dan condong ke satu arah yaitu ke arah tenggara atau Gunung Sago.








Setelah kami puas melihat-lihat Menhir dikawasan Bawah Parit kami menyempatkan untuk melihat Menhir yang ada di desa Koto Gadang Maek, disini ada beberapa Menhir yang besar dan memiliki bentuk dan pola yang unik. 

Menhir di desa Koto Gadang, Maek



Sebenarnya masih banyak lokasi Menhir khusunya di Maek ini, namun kami hanya memiliki kesempatan untuk melihat di dua desa ini. Di Maek kita bisa menyaksikan hamparan keindahan alam yang masih asri dan bukti sejarah yang masih terjaga yang menjadi bukti bahwa nenek moyang orang Minangkabau sudah ada sejak lama, dengan peradabannya yang sudah lama sebelum zaman prasejarah. 

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Translate

Our Facebook page