24 December 2018

Air Terjun Batu Batirai

Panorama Alam Sumatra Barat memang sangat indah dan juga air terjunnya yang mempesona dan satu diantaranya ialah air terjun batu batirai. air terjun batu batirai berada dikawasan cagar alam lembah anai, sekilas mendengar lembah anai pembaca pasti terlintas didalam pikiran dengan air terjun lembah anai. air terjun yang berada tepat dipinggir jalan raya padang panjang menuju kota padang atau sebaliknya. kali ini kami akan menceritakan perjalanan kami menuju air terjun batu batirai yang terletak di batas kota Padang Panjang, Silaing Bawah.

Perjalan kami berawal dari berderingnya HP saya sebuah panggilan dari teman yang berada di Bukitting seperti biasa "kemana kita kali ini.." pergi merefresh pikiran dari hiruk pikuknya dunia kerja. Nah hari pun pagi menjelang siang terlintas dipikiran menuju air terjun yaitu air tejun batu batirai, sebelum berangkat menuju lokasi sambil menunggu teman kami pun persiapan peralatan tempur dan mempersiapkan perbekalan. waktu sudah menunjukan pukul satu siang dan kami pun mulai mengeber motor dari Jor. Pada Rabaa menuju perbatasan kota padang panjang silaing bawah, untuk sampai disana diperlukan waktu 20 menit perjalanan dengan sepeda motor.


Air terjun batu batirai kira kira berjarak lebih kurang sekitar 100 M dari jalan lintas Padang - Bukittinggi, tapi medan menuju air terjun batu batirai memang lumayan susah dan butuh perjuangan. Mulai dari jalan yang sempit dan bertanah serta pepohanan dikiri dan kanan, kita juga akan dihadapkan dengan sungai yang aliran airnya cukup deras terutama saat musim hujan. Sebaiknya jika ingin berkunjun ke air terjun batu batirai kita membawa tali atau webing untuk melintasi sungai tersebut jangan sampai kita terbawa arus sungai, setelah melewati sungai itu kita akan menjumpai ladang penduduk dan sungai kecil dan menyisiri aliran sungai kecil tersebut. Diperjalanan menyisiri sungai kecil tadi kita mesti hati hati karna bebatuan disungai itu cukup licin jangan sampai salah pijakan sehingga membuat kita jatuh dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.



Bagi para travelers yang baru pertama kali air terjun batu batirai sebaiknya memakai jasa pemandu untuk menemukan lokasi air terjun batu batirai, jangan hanya modal nekat, karena bisa membahyakan keselamatan kita. Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 30 menit perjalanan kita tidak akan sia sia karena air terjun batu batirai benar benar sangat indah. suasana disekitar air terjun batu batirai sangat sejuk dan lebatnya pepohonan disekeliling kita membuat kita betah berlama lama disini. sejuknya air terjun dan alunan suara air terjun yang jatuh menjadi aluna penyejuk telinga yang mendengarkannya setelah capek dengan rutinitas yang kita lakukan di dunia kerja.


Air terjun batu batirai juga memiliki beberapa tingkat dan tinggi tinggi serta jarak yang berbeda, dan akan memanjakan mata kita melihat setiap keindahannya. Suara deru air terjun yang turun tentunya akan memancing kita untuk tidak hanya menikmati dengan melihat keindahannya tetapi juga akan ikut mandi dibawahnya. Setiap keindahan tidak akan asik kalau kita tidak abadikan, kami pun tidak akan pernah lupa untuk mengabadikannya dengan jepretan disetiap keindahan air terjun ini.



"KEEP YOUR ADVENTURE SAFETY, SAVE OUR NATURE AND HAPPY" 
NIKMATI ALAM TANPA MERUSAK KEINDAHANNYA
Share:

Sulik Aia

Sulik air merupakan suatu kawasan atau nagari di kecamatan X koto diatas , kabupaten solok. nagari yang terletak dikawasan danau Singkarak ini memiliki sejarah yang membuat dia memiliki nama yang sedikit unik, sulik aia atau kalau diartikan kedalam bahasa Indonesia adalah kawasan yang kesulikan akan air, tapi kalau kita menginjakkan kaki kesana kita akan mudah menemukan air sama sekali, namun kalau kita menilik asal nama sulik aia, dari wikipedia maka kita akan mengetahui asal nama sulik aia ini. Kata sulik aia (sulik air) dikarenakan saat terjadi pembukaan kampung pertama kali orang orang kesulikan dalam hal mencari air bersih. jadi jelas bahwa kata sulik aia bukan karena kesulitan dalam masalah air tapi terkhusus untuk masalah air bersih. (Itulah sedikit pengantar mengenai nagari sulik air, bukan masalah nama sebenarnya topik kali ini, tapi kami akan membahas sedikit tentang nagari sulik aia dari segi pariwisata yang mungkin bisa dijadikan sedikit referensi untuk melengkapi tempat wisata di sumatera Barat).


Nah, jam menunjukkan pukul 10 pagi (atau orang bule cakap 10 am lah) ketika kami ngumpul dirumah salah seorang kawan di bukittinggi, ngumpul yang terasa agak membosankan karena kids zaman now kalau ibarat ngumpul tetap saja sibuk dengan HP-nya masing masing, ngumpul tak bearti kalau sibuk sendiri sendiri sehingga seketika itu kami memutuskan untuk cari cara lain, dan sedikit adventure bersama alam menjadi pilihan, seketika itu kami memutar otak sejenak kemana akan dibawa adventure kali ini dan sulik aia menjadi tujuan yang tepat, karena setelah beberapa saat mencari informasi sulik air juga mempunyai air terjun yang cukup menarik serta bukit galeh yang katanya indah.
Jembatan ombilin menjadi titik awal kami menuju sulik aia, disana terdapat plang penanda arah sulik air dan jarak yang dibutuhkan (walau jarak yang tertulis sedikit meragukan, tertulis 1.5 km namun setelah kami telusuri jaraknya malahan 15 km). niat awalnya kami mencari air terjun malah terpana dengan keadaan nagari yang boleh dibilang sangat sangat cantik ini--Mempesona. Ciri khas rumah minang masih masih banyak ditemukan disini, atap atap gonjong menghiasi tempat ini dibanyak tempat (walau rumah gedong sudah banyak juga menggantikan). 

hal pertama yang membuat kami terpana adalah jembatan yang memiliki atap bergonjong, peninggalan arsitektur minang yang beharga, jembatan ini terletak di jorong Koto Gadang, yang memiliki mural yang unik, mural timbul yang sangat indah, menggambarkan lingkungan sulik air yang asri dengan bukit bukitnya yang menjulang tinggi, cocok buat photo photo yang instamable.


Sekali lagi niat awal kami pengen keair terjun terhambat oleh sisi lain dari nagari ini, terdapat sebuah rumah gadang yang terpanjang yang pernah kami lihat (walau rumah gadang terpanjang dimiliki solok selatan, namun dalam mata kami ini yang terpanjang). Rumah gadang 20 ruang bernama, sebuah cagar budaya hasil peninggalan nenek moyang masa silam yang memiliki luas 60,95 m X 9,34 m. dibangun awalnya oleh  XX koto (X koto diatas dan X koto dibawah) dan awalnya digunakan sebagai tempat berkumpul ninik mamak, para penghulu dan yang terpenting menjadi tempat tinggal bundo kandung sulik air. begitu terpana mata kami, sehingga membuat kami pengen merasakan rumah gadang ini dan salah satu pejabat nagari ini yang baik hati memolehkan kami masuk serta menjelaskan tentang rumah gadang ini.




Kita hanya punya rencana, nikmati proses walaupun dalam menikmati proses tujuan air terjun tak kunjung kami datangi karena hari sudah mulai beranjak petang, kami hanya memaksimalkan adventure kami kali ini dengan mengunjungi salah satu bukit di sulit air ini yang juga punya pemandangan yang indah, bukit bukit yang penuh dengan batuan dan ruimput hijau, paduan yang ciamik dari alam sulik air, solok.


Perjalanan kami tak berakhir disini, karena alam menyajikan sesuatu yang sangat memukau saat matahari memutuskan mengakhiri tugasnya dari suatu hari, senja membiaskan spectrum cahaya panjang dari pertunjukan warna jingga yang memukau. twilight--Another ending, no matter how perfect the day is, it always has to end (dari novel twilight saga). dan bagi kami ini adalah akhir yang sangat indah dari perjalanan suatu hari yang lain dan tentunyua takkan terlupakan.



Share:

08 February 2018

Lubuak Tujuah

Pagi cerah diiringi sabut tipis menyapa september yang basah. Hari yang bagus untuk melakukan perjalanan, tepat saat nada evanescence-lithium-ku mengalun indah tanda panggilan muncul. Panggilan dari sahabat yang mau pergi menyaksikan keindahan dari lembah Singgalang dan Tandikek (lubuak Tujuah).
Kami melakukan perjalanan menuju lubuak tujuh sekitar jam satu siang, matahari dari pagi yang cerah sudah mulai bersembunyi dibalik awan yang mulai menebal, mengundang keraguan yang dikalahkan tekat yang lebih kuat. Berada dilembah antara gunung Singgalang dan Tandikek, mengalir sebuah sungai yang memiliki aliran yang masih asri dengan dinginnya air gunung yang juga memiliki pemandangan yang menakjubkan. Dikenal sebagai lubuak tujuah---sebuah aliran dari mata  Singgalang untuk anak tersayang Tandikek.
Satu jam kami habiskan perjalanan dari desa terakhir memasuki hutan perawan Tandikek sebelum lanjut lebih dalam kedalam hutan Singgalang yang menawan. Sekitar jam kami sampai kami berhasil menapaki kaki di lubuk pertama dan cuaca semakin mendung. Kami memutuskan hanya sampai dilubuk pertama dan kedua yang masih bersebelahan. Takut kalau semakin dalam hujan turun dan ditakutkan air bah datang (tipe aliran sungai ini mudah meluap kalau hujan turun). Menikmati karunia Tuhan yang 100% alami, jauh dari campur tangan manusia, memanjakan mata kami dengan sungguhan alam dari air terjun yang jatuh kelubuk dan disambung kelubuk pertama yang memiliki kedalaman tak terkira (bagian lubuknya sudah gelap walau airnya sangat jernih). Tak terasa kaki melewatkan waktu yang panjang di lubuk pertama dan kedua ini sampai tak terasa sudah mendekati jam 4 dan bertepatan dengan cuaca yang mulai menampakkan langit biru, membuat kami memutuskan untuk melanjutkan kelubuk ke-3 (hanya sampai lubuk 3) yang berada tak jauh dari lubuk kedua.



 Lubuk ke-3 memiliki kolam yang lumayang dalam walau tak sebesar lubuk pertama dengan air terjun yang memilliki susunan batu yang mengagumkan. Batuan granik dari hasil letusan entah gunung singgalang atau Tandikek, yang penting pemandangan yang cukup memanjakan mata. Sebuah batang pohon membentang disalah satu sudut lubuak ke-3 yang terkadang menampakan penghuni berupa ular yang cukup besar, sehingga disarankan untuk tidak berenang.



Perjalanan yang direncanakan hanya sampai lubuk 3 mengundang kami lebih dalam menulusuri lubuk lubuk selanjutnya, walau hari semakin sore untuk Perjalanan ditengah hutan belantara yang masih perawan. Lubuk-4 terbentuk dari aliran sungai dan tak memiliki air terjun tapi memiliki susunan batu yang sangat memukau (bolehlah untuk satu atau dua buah photo).

Misi masih berlanjut kelubuk selanjutnya, jalan masih nengikuti aliran sungai yang taj begitu sulit, dan diantara lubuk 4 dan 5 ini kami melihat suatu yang menakjubkan sekaligus menakutkan, sebuah telapak kaki yang baru tergambar dipasir tepian sungai, telapak yang lumayan besar untuk ukuran kaki manusia (karena tak mungkin manusia biasa termasuk orang kampung untuk masuk hutan tanpa alas kaki atau sepatu dan menurut cerita orang kampung kemungkinan itu adalah jejak sibigau).
Lubuk ke-5 mungkin lubuk yang dangkal dibandingkan lubuk lubuk lainnya dan memiliki air terjun sekitar 3 meteran dan masih instagramable (hahaha).
Hari semakin sore, semangat untuk melanjutkan kelubuk ke-6 semakin menggebu, sisa langit biru masih membekas. Untuk mencapai lubuk ke-6 jalur yang dilalui lebih sulit dari jalur sebelumnya, dimana webbing diperlukan disini dan jaraknya dari lubuk 5 lumayang jauh. Lubuk 6 memiliki air terjun sekitar 5 atau enam meter dengan lubuk yang lumayan besar. Sebuah batang membentang dari puncak air terjun hingga pinggiran kolam lubuk, tempat duduk yang lumayan untuk menikmati pemandangan.

Hari semakin sore dan hanya meninggalkan satu lubuk lagi yang sayang kalau tak dituntaskan. Untuk mencapai lubuk 7 kami juga harus memakai tenaga yang tersisa, sebuah pinggiran tebing sebelah air terjun dari lubuk ke 6 harus kami kalahkan dan menelusuri aliran sungai sesudahnya, tapi kami suguhi oleh pemandangan dari lubuk terakhir yang mempesona. Berdiri tegak sekitar 6 atau 7 meter. Bagian kolam sebelah kanan dari lubuknya dipenuhi tumpukan ranting dan sebuah pohon tumbang yang berdiri tegak dari dasar lubuk membuat suasana penuh magis yang mempesona, sebuah magic hour terangkai dari paduan alam ditambah lagi bagian tebing yang mengelilingi air terjun dan lubuk terakhir ini sangat mengagumkan. Top cer.

Kami merelakan senja yang mengundang malam menemani perjalanan kami untuk pulang, penerangan seadanya membuat kami juga harus berhati hati. Perjalanan penuh makna terukir saat ada sahabat menemani setiap langkah yang tercipta, setiap langkah adalah Takdir Tuhan yang penuh misteri. Hehe.


“KEEP YOUR ADVENTURE SAFETY, SAVE OUR NATURE AND BE HAPPY” NIKMATI ALAM TANPA MERUSAK KEINDAHANNYA
Share:

19 January 2018

Rumah Pohon Inyiak

Bukittinggi,,, kota ini pada zaman kolonial Belanada sisebut dengan Fort de Kock dan mendapat julukan sebagai Parijs van Sumatra. Bukittinggi juga terkenal sebagai kota perjuangan bangsa dan merupakan tempat kelahiran beberapa tokoh pendiri Republik Indonesia, diantaranya adalah Mohammad Hatta dan Assat yang masing - masing merupakan proklamator dan pejabat presiden Republik Indonesia. Kota Bukittingi terletak pada rangkaian pegunungan bukit barisan dan menjadikan Bukittinggi salah satu kota wisata yang terkenal dengan Jam Gadang, Benteng Fort de Kock, Lobang Jepang, dan Ngarai Sianok dll.

Kota Bukittinggi yang terletak pada rankaian pegunungan bukit barisan memberikan penoram pemandangan yang sangat indah dan menyimpan sejuta pesona dan panora alam yang menakjubkan dan tersembunyi. Bukittinggi punya  banyak Spot objek wisata keren, mulai dari situs budaya, situs bersejarah, spot foto kekinian. Dan jika pembaca punya rencana untuk berlibur ke Bukittinggi jagan khawatir akan keindahannya, karna bukittinggi selalu menawarkan cukup banyak wisata pilihan untuk dikunjungi.

Baiklah agar tidak panjang lebar, langsung saja ke titik artikel ini, kali ini kami akan menceritakan destinasi tempat wisata yang baru baru ini menjadi viral dikalangan netizen. Tempat ini tiba - tiba menjadi ramai jadi perbincangan dan banyak orang - orang datang berdondong - bondong untuk melihat lokasi ini dan berfoto. Tempat wisata yang baru kali ini yang menjadi buah perbincangan setiap orang adalah Rumah Pohon Inyiak. Rumah pohon inyiak yang terletak di Kelurahan Kayu Kubu, Kota Bukittinggi Sumatra Barat berjarak kurang lebih 2 km dari pusat kota jam gadang.


Memanfaatkan lahan tidur dan disulap menjadi tempat wisata yang meberikan warna dan keunikan tersendiri. untuk sampai kelokasi bisa ditempuh dengan menggunakan sepeda motor atau pun mobil, tempat ini berada dikawasan Ngarai Sianok tepatnya kita bisa turun dari simpang ateh ngarai dan sesampai dibawah belok kiri dekat Rumah Makan Itiak Lado Hijau dan belok kiri lagi dijalan pendakian yang belum di cor, dari sini kita dapat menikmati keindahan pemandangan Ngarai Sianok dari bawah, hanya sekitar 100 meter kita sudah bisa menemukan kawasan Rumah Pohon Inyiak.

Rumah pohon inyiak juga menyediakan spot-spot nya seperti Palanta Inyiak yang merupakan tempat bersantai bagi semua kalangan dan wisatawan yang dibuat tampil beda dari tempat lainnya, dan rumah pohon inyiak juga menyediakan Lapau Inyiak dan area Camping Ground untuk acara berkemah. dari sini pembaca bisa menikmati keindahan Ngarai Sianok.





Share:

09 January 2018

Puncak Makau2

Jreng. Jreng.. jreng... jreng.........
Nah, dibulan Oktober penuh hujan ini, tatkala gumpalan awan hitam mendung kerap menutupi langit yang mengancam, menghapuskan jejak jejak biru langit penuh belain cahaya matahari yang hangat. Seperti hari ini awan masih saja mendung mengantung rendah penuh ancaman akan turunnya hujan disekitar sumatera barat khusuanya sekitaran Gunung marapi yang menjadi titik ngumpul kami hari ini, ngumpul untuk melakukan "adventure" kecil setelah lumayan lama tak memanjakan badan dengan kebisuan alam yang menentramkan.

Ba'da Dzuhur semua anggota sudah lengkap, ada sekitar delapan oranglah (tak perlu sebutkan satu satu persatu lah, karena topik hari ini adalah tempat bukan anggotanya). Awan masih tersenyum simpul, mengancam akan menurunkan hujan kalau kaki kami berani melangkah keluar rumah. Tapi itu tak menyurutkan semangat 45 kami yang haus akan perjalanan bersama alam dan tetap memberanikan diri menggas sepeda motor, bialah awan mengancam yang kami perlukan hanya perjalanan. Mendekati perbatasan Padang Panjang dan Batipuah senyum kami mulai melebar karena mendungnya awan perlahan mulai berganti oleh cerahnya langit penuh cahaya matahari dan sederetan awan yang gembira riang menarikan sebuah tarian alam yang menentramkan.
Puncak makau 2 adalah tujuan kami kali ini, sebuah panorama bukit yang masuk dalam kawasan Guguak Malalo, Malalo, Batipuh Selatan (Batipuah Baruah), Sumatera Barat atau tepatnya sekitaran Singkarak. Puncak makau 2, sebuah bukik yang nantinya digadang gadang bakal jadi spot olahraga para layang dan melengkapi spot spot yang ada sebelumnya.
Bagian yang sangat kami sukai dari daerah sekitaran malalo adalah begitu dimanjakannya mata kami dengan paduan ciamik dari alam dan manusia (bahasa kecenya: perpaduan yang harmoni lah), tidak hanya ketenangan air danau Singkarak, tapi kami terpesona dengan susunan rapi sawah yang penuh dengan tabaman padi kiri kanan kami. Enaknya berkendaran santai sambil menikmati pemandangan yang begitu memanjakan (nah, belum sampai tujuan saja mata kami sudah begitu terpukau, tak terbayang dengan tujuan yang kami tuju: kala itu).



Jalanan santai ditepian danau singkarak yang memanjakan mata harus berganti dengan jalan menanjak dan berkelok kelok yang sumpah "asyik banget", tanjakan yang lumayan beserta tingkungan yang lumayan, terkadang memaksa kami (orang yang bonceng sih) harus turun dan jalan kaki, bahkan dibeberapa tempat kami harus mengistirahatkan motor kami yang "kelelahan" seperti kami (lah, mang naik motor lelah juga, jangan tanya). Tapi kejamnya tanjakan yang harus kami lewati terbayarkan dengan pemandangan indah sepanjang jalan, panorama Singkarak sangat memukau dan menjadi penyemangat kami untuk sampai puncak.


Ya, inilah puncak makau 2. Setelah perjalanan yang melelahkan kami sampai disini (atau orang bule bilang: we're here). Puncak makau 2, adalah satu dari begitu banyak bukit nan indah disekitaran Singkarak dan menambah perbendaraharaan kami mengenai bukit bukit indah singkarak. Perjuangan sampai puncak yang cukup melelahkan terbayarkan dengan hasil yang manis, seketika penat kami menguap tanpa jejak.


Bagian paling fenomenal dari puncak makau 2 ini adalah perpaduan yang ciamik antara bukik (satu sisi adalah padang ilalang yang indah, sisi satunya adalah spot yang bakal jadi spot paralayang dan spot lainnya adalah ilalang dengan batuan granik yang besar besar yang cocok dech buat photo photo), beningnya air singkarak yang tenang menentramkan, pemandangan akan Gunung Sago dan Gunung Marapi yang sudah tak tertutup awan dan menjulang tinggi, bahkan sesekali kami menyaksikan asap yang mengepul dari kawah dapur magma yang aktif, serta jejaran bukit barisan yang termasyur. Bahkan dari sini kami bisa mepihat singkarak secara keseluruhan dari satu ujung di Tanah Datar dan satu ujung lagi di Solok.



Kalau diera sekarang ini, ada yang kurang kalau moment seperti ini tidak melakukan aksi foto foto, sayang saja bagian yang yang mengangumkan ini tidak di capture dalam bingkai foto yang menjadi bukti kami pernah kesana (pokoknya kami datang, kami lihat dan kami foto foto lah). Lumayan dech buat kuota Instagram dan untuk kosumsi pribadi.



Bagian yang paling penting akan perjalan ini, ditempat ini, dipuncak makau 2 ini adalah tidak hanya pemandangan alam yang memanjakan mata, tapi dengan secangkir kopi, segenggam kacang dan kuaci serta gurihnya canda tawa adalah inti yang paling penting dari setiap perjalanan kami.
https://m.youtube.com/watch?t=6s&v=bXXt5AiThn0
-------Hargailah waktu yang dilewati dengan sahabat sahabat, karena saat sudah punya sahabat maka hidup sebagian besar sudah bahagia.
Share:

Translate

Our Facebook page